Breaking

Garam Putih (Nyicil Novel)

Zaman sudah berganti dari masa ke masa. Tidak seperti nama zaman sebelum-sebelumnya, sekarang ini orang-orang menyebut dan diam-diam mengakui bahwa sekarang sudah masuk zaman edan. Dalam sebuah catatan tanpa tuan, ada yang berbincang dengan argumen logis, menurut itu, sekarang sudah tidak lagi zaman edan, tapi zaman setan.

Kata catatan itu, jika zaman edan orang yang gak edan gak dapat makan, di zaman setan orang edanpun tak dapat barang apapun. Yang edan harus bersedia jadi setan jika mau makan sekenyang-kenyangnya. Mau kesetanan, melicik, menipu dan merayu-rayu. Tentu dengan cara setan, tanpa terlihat oleh siapapun.

Kondisi begitu payah juga terjadi di kalangan terpelajar. Di kalangan mahasiswa UTM, misalnya. Maka sebelum lanjut, kuperkenalkan UTM padamu. Ambil singkatnya, UTM adalah Universitas umum berstatus Negeri satu-satunya di Madura. Maka tak pelak, digadang-gadang, mahasiswa UTM diharap dengan penuh sangat untuk menjadi Agen Of Change. Aku tak mau berdebat tentang sejarah kalimat ini. Tapi kamu harus sudah bisa menerjemahkan secara lughawi, dan menafsirkan arti maknanya. Toh, mahasiswa yang tidak mampu menghargai kata, hanya akan menjadi pecundang sampai kapanpun, karena mahasiswa adalah kata, hingga setelah lulus bisa disebut makna. Cukup!

Tahun 1996, dua orang anak lahir. Mereka sama dari suku Jawa. Hanya yang bernama Budi Respati dari Jawa Timur dan satu lagi diberi nama Cakra Pancarum dari Jawa Tengah.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.