Enek nanging gak enek, gak enek nanging enek
Sampai manakah kita?
Terkadang apa yg kita lihat berbeda dengan kenyataan. Terkadang mata tertipu, hati pun terhianati. Kaki yang melangkah pada jalan yang lurus tiba - tiba berbelok sendiri. Sampai dimanakah kita?
Ulil abshar-kah? Ulin nuha-kah? Atau, telah sampai pada ulil albab?
Ulil Abshar itu melihat yang terlihat penglihatan. Melihat dengan keterlihatan.
Berbeda dengan ulin nuha, yaitu melihat dibalik yang terlihat oleh penglihatan, maka kepekaan hati yang berperan. Perasaan diunggulkan.
Sedangkan Ulil albab adalah independensi. Tidak terikat dg apapun kecuali yg didalam diri sendiri. Yang bersemayam dibalik yang terbalik. Yang Maha Dalam dari yg dalam. Istilah Jawanya, kalau Ulil Abshar yaitu enek nak ketok, ketok Nek enek.
Ulinnuha: gak ketok iku enek, gak enek iku ketok. Maya iku Nyoto, Nyoto iku maya. Sedangkan Ulil Albab adalah ogak ono seng ono nanging seng gak ono iku nyoto anane. Tembok iku ora nyoto nanging bangunan iku nyoto anane.