Breaking

Share Brutal Penyakit Media Sosial

Media sosial saat ini merupakan obyek yang cukup menarik minat para penggila Mauidloh HasanahPenasehat dengan kata - kata mutiara, untuk menyebarkan nasehat - nasehat bijak kepada khalayak. Hal tersebut semakin menjamur akibat adanya himbauan tentang 'Pemanfaatan Positif Dunia Maya'. Entah sadar atau tidak, kata - kata dalam postingan mengandung ungkapan saling menjatuhkan, provokatif dan yang urgen adalah potensi perpecahan. Misalkan kalimat "Jika anda masih punya hatishare berita ini" atau yang nge-Share masuk surgayang gak nge-share saya doain celaka seumur hidup". Melihat kalimat tersebut, para pembaca yang labil pengetahuan (atau mungkin keyakinan) tanpa pikir panjang akan nge-share tanpa pandang bulu. Saling buli argumen pun tak terelakkan.

Contoh mudah yang baru - baru ini sedang viral adalah tentang arti 'Om Telolet Om'. Dengan kecepatan cahaya, medsos berhasil nge-share bahwa arti kalimat tersebut berpotensi mendangkalan aqidah, menjajah keyakinan dan menimbulkan perpecahan. Setelah hal tersebut di Sharetiba - tiba muncul klarifikasi bahwa hal tersebut Hoaxs. Terlanjur di- shareterlanjur dibuli, efeknya adalah pertahanan diri. Tak pandang salah dan benar, berfikir bagaimana cara mendapatkan alasan untuk membenarkan argumennya. Akun palsu pun jadi senjata pendukung. Sontoloyomiskin informasi cari benteng pembenaran diri.

Jujur, saya (dulu) pernah atau bahkan sering melakukan hal tersebut. Saya fikirkan kembali, merekam jejak dengan berfikir Manfaat dan mudhorot, apa pun yang saya perdebatkan, sampai data saya habis (huhu.. Nangis), tak dapat andil banyak dalam realita yang ada. Mereka yang berbeda dengan argumen saya semakin kuat mempertahankan diri (mencari pembenaran yang semu) pun saya demikian.

Saudaraku, mari berfikir logis. Sebelum nge - share informasi, artikel, dan tulisan lain yang berpotensi atau mengandung sebuah fenomena frontal, klarifikasi dulu. Jangan suka nge-share brutal, itu ciri - ciri pencinta pencitraan: biar dibilang wowhebatPadahal copas grup sebelah.

Terimakasih anda sudi membaca. Tak ada maksud menghakimi, jika sesuai dengan nurani silakan dipakai. Saya hanya manusia yang belajar tadabbur fenomena alam. Otodidak dan subyektif masih melekat dalam setiap tulisan saya. Jangan gunakan pendapat saya sebagai referensi karena saya tak pernah punya urusan dengan lisensi formal. Semoga bermanfaat!
Diberdayakan oleh Blogger.