Breaking

Open Rekrutmen Jasa Penculikan atau Memberi Informasi

Belakangan ini (katanya) marak berita tentang penculikan anak. Sambil koprol, Gue bilang "Hello,..Dari dulu kemana aja, Lo? Kriminal gituan udah basi kali"
Sejak dulu, ketika Doraemon mulai belajar berjalan, kisah - kisah penculikan anak merupakan taktik jitu bagi orang tua untuk menakuti anak - anaknya. "Loh, kenapa begitu?"
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar anaknya tidak bermain jauh - jauh dan bersedia pamit ketika akan bermain. Selain itu, dahulu, untuk bermain harus keluar rumah kemudian mencari rekan main. Sehingga untuk memainkan satu permainan aja butuh waktu lama.
Selama perjalanan hidup Gue, kasus penculikan merupakan kasus musiman. Entah siapa yang memusimkannya, kenyataannya, rumor itu muncul dan lenyap gitu aja, kayak Jailangkung; datang gak diantar pulang gak dijemput. Basi!
Tiga hari yang lalu, Gue liat foto sebuah koran dengan judul yang luar biasa lucu: Satu Anak 5 miliar.
Koran macam apa ini?
Dikoran itu terdapat informasi harga jual organ dalam anak korban penculikan. "Ni koran mau kasih informasi untuk hati - hati dengan penculikan apa mau open Rekrutmen Jasa penculikan?"
Menurut Gue, itu koran malah menjadikan para penculik bergairah melancarkan aksinya. Bahkan efek gilanya dapat merangsang seseorang untuk beralih profesi menjadi Penculik bayaran. Kata Bang Napi, "Kejahatan bukan karena niat pelakunya tetapi karena ada kesempatan. Waspadalah!"
Melihat atmosfer di negara ini, akal bulus Gue bertanya,
Apakah ini issue yang sengaja di buat?
Lalu, siapa yang membuat?
Apa tujuannya?
Apa untungnya?
Pasalnya, kasus yang berkembang di medsos hampir keseluruhan adalah HOAXS-ISASI (maaf, Gue bermazhab Ficky-isasi)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.