Breaking

Jalan Indah yang Sunyi

Jalan indah itu sunyi, bagiku. Entah, malam atau siang, seperti bicara dengan hati: tak ada yang tahu, tapi gelombang-gelombang harapannya merasuk, indah dan nyaman dirasa.

Pernah bersama malam yang lupa pada angin, kuucapkan barang sepenggal kata, kukirimkan padanya.

"Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qolbi ala Dinika,"

Semerbak wangi datang tiba-tiba, seperti membangunkanku malam itu; seperti hatif, suara tanpa rupa. Wewangian itu berkata-kata dengan indah. Aku mendengar indahnya, tapi tak tahu wujudnya.

"Ah, sudahlah! Mungkin dia tak pula pernah lupa," batinku, lalu bangun, meninggalkan suara-suara itu.

Bangkalan, 22 April 2018

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.