Breaking

Sang Penakhluk Harapan

Desa Padelegan punya 100 Ha tanah tasik. Berhektar-hektar petak tambak garam, bulan Januari 2019 ini sedang nyenyak. Angin laut bulan ini juga membuat ikan sulit di dapat.

Di pasar Laok Tambak, tepat di samping tempat pengepakan Rajungan, kulihat beberapa kali hanya tinggal ikan teri, ikan kuning dan nos (cumi-cumi). Ikan cakalang sepi.

Pukul tiga pagi, sepeda-sepeda dari arah Desa Tanjung, sambil mendekik suara rantainya, juga besi tua karatan, di kayuh bapak-bapak kepala empat umurnya.

Bukan hanya dingin, ombak seperti bukanlah apa baginya. Caping bambu meyakinkan, menggambarkan tekat bulatnya, bahwa anak-istri menunggu nasi hari ini, esok dan nanti; bahwa kerja keras dan tekat tak boleh berhenti.

Jangan mengajar doa padanya. Kamu, keyakinanmu tentang doa, tak sebanding dengan doanya untuk ombak yang saban pagi ia tebas. Angin menyericau.

"Anak - anak, remaja dan lainnya merajut mimpi. Sedang mereka, pelaut, menantang mimpinya sendiri," angin seperti menjerit.

Padelegan, 2 Januari 2019
Em Ruddy

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.