Breaking

Tentang Tekat

"Dua tahun lalu, saya kalah dengan keadaan. Saya seperti alas kaki. Jatuh! Sekarat!" ucapnya dengan tatapan mata yang mantap.


Aku memang menyaksikan sendiri bagaimana ia dua tahun yang lalu. Tangannya selalu kosong. Tak punya apa-apa. Bahkan, aku sempat melihatnya hampir menjadi bangkai hidup. Ia mengutuk keadaan dan membenci nasib yang Tuhan berikan.


Fase yang berat. Tak jarang, di fase ini, orang yang tidak kuat bisa mengakhiri nafasnya dengan konyol, atau gila.


Pada posisi ini, seseorang datang dalam hidupnya. Orang yang sederhana hidupnya, meski termasuk mapan. Orang itu telaten mendulangnya dengan berbagai jenis makanan, baik makanan jasmani maupun makanan ruhani.


"Perjuangan selalu bersama penderitaan. Jika kalah, tekatmu tak lebih dari tekat kucing peliharaan. Kamu harus menang. Jika kapital masih tak ada, tekat dan besarnya cita-citamu sudah sepantasnya kau hargai dan perjuangkan," orang itu memberi nasehat padanya. Ia tersentak. Pikirannya campur-aduk, antara berkobar dan menyerah.


"Orang biadap di mana-mana. Bunuh dirilah, jika kau rela anak-anak dan keluargamu ditindas oleh kebobrokan dan kebiadapan mereka."


Kali ini ia benar-benar bangkit. Di dalam dirinya seperti ada tambahan nyawa dengan kobaran semangat yang tak tanggung-tanggung lagi. Dan, sejak itulah, ia pelan-pelan bangkit dari keterpurukan.


Hari ini, Sabtu, 9 Februari 2019, aku bertemu dengannya. Ia berkata: "Kita memang bukan orang besar. Kita sekarang tak punya uang banyak. Tapi, kita punya cita-cita yang besar; punya keinginan yang kuat, dan di luar sana, ada anak-anak yang menunggu perjuangan kita. Berjuanglah!"


"Mati saat berjuang, mati terhormat! Mati saat menyerah, mati mengenaskan!" Ia berkata dengan pandangan mata tajam, penuh harapan.


"Allahumma ij'al a'malana a'malan al sholihin, wa niyyatana niyyatan al mukhlasin, wa dzunubana dzunuban al mustaghfirin," aku hanya bisa membaca doa ini.


"Ya Allah, jadikannlah amal kami seperti amal orang-orang yang baik, dan niat kami seperti niat orang-orang yang ikhlas, dan dosa kami seperti dosa orang-orang yang terampuni dosanya."

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.