Breaking

Mulai Tidak Kenal Diri Sendiri

gambar by pixabay




Iki Peternakan ta?
Bebek dan kambing ternak sedang dibimbing peternak. Mereka mengekor, tanpa sedikitpun bertanya pada peternaknya.
Macan, harimau, serigala semua sedang dipentaskan di panggung sirkus. Yang garang; yang kejam; yang mengaum mengerikan, semua di sulap oleh pemandu sirkus dengan suara "meong".
Geli, bukan?
Peternak dan pemandu sirkus itu, dengan santai-santai memerintah asisten-asisten auto-play/auto mode. Beberapa di tempat lain membuat peta-peta, kotak-kotak, dan spesifikasi-spesifikasi lain melalui pola-pola penelitian tertentu.
Hasilnya?
Seratus juta bebek
dua puluh lima macan
sembilan singa
tujuh serigala
ribuan domba
 

mBok Ya Mikir to, Lhe
Sampai sudah pada titik nadir ketidakkenalan pada diri sendiri. Kita sedang memasuki identitas tanpa keahlian untuk mengidentifikasi. Sudah mulai lupa bahwa kita dari tanah dan air yang sama, yang harusnya menjadi yang paling diutamakan.
“Tolak Asing!”
Teriakan itu terhapus hujan semalam. Dan, kulihat kini engkau memanggil-manggil asing seperti orang kesurupan. Ada tuhan-tuhan kecil yang engkau besar-besarkan. Kau tahu, setan pun mengakui ke-Esa-an Tuhan. Setan beriman pada sifat wujud, qidam,baqo’, dst.
Cobalah diam sejenak, Lhe, Nduk!
Biarkan kepalamu sepuluh menit. Tarik nafas, dan mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar pada dirimu sendiri.
1.    Seberapa kenal kau dengan dua dalang (sebenernya wayang) itu?
2.    Seberapa paham kau dengan dalang-dalang di balik wayang itu?
3.    Seberapa yakin kau dengan salahsatu dalang itu?
4.    Sudahkah kau mengerti di mana posisi dan peranmu?
5.    Jika tanah ini keos, pernahkah kau memikirkan dampaknya pada semua unsur kehidupan di tanah ini?

Percayalah! Selama cangkul di kira keris dan keris di buat mencangkul, tak akan beres dengan semua ini. Siapapun dan apapun itu.
Dawuh si Mbah: “Apapun, fikirkan tentang tanah ini, tentang rasa nasionalisme,”
Ada sebuah dokumen, isinya sebuah peta tentang sosial, ekonomi, dan berbagai model lainnya. Dan itu bukan milik kita. Kau tahu, itu di dapat dari aktifitas kita. Dari hasil analisis terhadap pola-pola tertentu yang kita lakukan. Data sangat berharga itu dijual dengan berbagai macam kepentingan utung-rugi. Rumusnya, mereka selalu utung dan kita selalu rugi.

Mbok ya mikir to, Lhe, Nduk!


Wa qul ja'al haqqu wazahaqol baathilu innal baathila kaana zahuuqo

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.