Breaking

Lima Bungkus CK dan Perjalanan Mendapatkannya



Sore ini, 21 Mei 2020, sekitar pukul 15.00 WIB, kawan Ilham berangkat dari rumahnya di desa Ngepeh, Loceret, Nganjuk, menuju rumah saya untuk membeli CK. Dia bilang, saya sudah kangen dengan CK.

Jarak kecamatan Loceret dengan rumah saya, desa Dadapan, Kecamatan Ngronggot, sekitar 20 KM. Kawan Ilham berangkat sore dengan tujuan saat buka puasa bisa bersama keluarga, dan menikmati CK dengan kehangatan.

Berangkat sendiri menggunakan motor Beat, Ilham melewati Kali Mbadug, dan lurus ke timur menuju Warujayeng, di mana jalanan tidak pernah sepi. Berbekal Google Map, dari Warujayeng Kawan Ilham masuk lewat gang kecil. Karena menurut Google Map jalan ini lebih cepat, kata Kawan Ilham.

Pukul empat sore, Kawan Ilham memasuki kecamatan Ngronggot lewat jalur persawahan. Mulai dari desa Betet, lalu ke desa Kelurahan.

Tepat di dusun Sukorejo, desa Kelurahan, Kawan Ilham melewati perempatan. Dari sinilah cerita tidak seperti awalnya. Dia mendapat pelajaran, manusia bisa saja merencanakan, tapi Yang Maha Memberi Rencana tetap yang memutuskan.

Kawan Ilham menyeberang perempatan dari barat menuju ke timur. Ada tong yang sudah dicat warna putih di tengahnya. Saat di tengah perempatan, dari arah utara melaju kencang sebuah Tossa berisi sekitar 50 tabung Gas LPG 3 kg.

"Saya mengejar target penjualan. LPG ini targetnya habis hari ini," kata pengemudi kendaraan beroda tiga itu. Orangnya sangat sabar, meskipun perawakannya kelihatan sangar, dengan rambut panjang, kulit agak gelap dan tinggi besar.

"Karena ada musibah ini, saya ijin untuk tidak menyelesaikan target penjualan," tambahnya.

Pengemudi Tossa menabrak sebuah gardu dan Papan Nama dari besi. Beberapa LPG ambrol ke aspal. Nasib baik, Kawan Ilham tidak tertumpuk LPG.

"Mas, saya tabrakan!" kata Kawan Ilham kemudian, melalui pesan WhatsApp. Saya reflek langsung menelepon, menanyakan tempatnya. Dan langsung berangkat menuju lokasi.

Saya melihat Kawan Ilham duduk berkeringat. Bapak-bapak dan ibu-ibu berkicau. Klakson sepeda motor lalu lalang berbunyi seperti musik. "Pinggirkan sepeda motor dan tossanya. Biar bisa diselesaikan secara baik-baik, tanpa pihak kepolisian," kata seseorang. Dari penampilan dan gaya bicaranya, dia seperti sesepuh atau orang yang dihormati di kawasan tersebut.

Saya mendatangi beberapa kawan. Kebetulan, di Sukorejo itu saya punya banyak kenalan. Kawan Bayu, teman saya ketika di MTsN Ngronggot, menawarkan untuk mengamankan motor Kawan Ilham ke rumahnya. Rumah kawan Bayu sepuluh meter dari perempatan.

Kami berbincang-bincang melepas ketegangan. "Saya kira Tossa itu empuk, ternyata bikin bonyok juga," Kawan Ilham bergurau. Kami melepas tawa.

"Kalau mau atraksi, harusnya bilang. Biar bisa direkam," saya menambahkan. Gelak tawa kembali menggelegar.

Kami Lanjut ke rumah pemilik Tossa sekitar pukul lima sore. Selain usaha LPG, pemilik Tossa juga punya bengkel motor. Kami di sana untuk berbincang-bincang, menyelesaikan permasalahan secara baik-baik. Namun, karena mepet waktu berbuka puasa, saya memutuskan untuk mengajak Kawan Ilham pulang ke rumah.

Kami buka bersama. Pukul lima lebih empat puluh, bapak dan teman dari Kawan Ilham datang. Suasana buka bersama makin ramai. Menu sangat sederhana, masakan desa ciri khas masakan Ibu, sambal terasi dan penyetan, dengan sayur bobor isi kacang panjang, terung, tempe, tahu, dengan bumbu khas. Kopi disajikan setelah kami Salat Maghrib.

Selama perbincangan, pembicaraan kami berada di sekitar kuliah. Kawan Ilham masih semester tiga di Poltera, Sampang. Adik saya semester tujuh di UM, Malang. Saya, seperti biasanya, mengatakan semester kelas Master. Hehehe...

Bapak Kawan Ilham kebetulan menjadi Dosen di F-MIPA Unesa. Ada perbincangan dengan kakak saya, sebagai Alumni UNESA, tapi dari FBS (Fakultas Bahasa dan Seni).

Perbincangan tidak berlanjut lama. Sebatang CK telah habis. Kawan Ilham, Bapak dan temannya pamit pulang.

Kami bersalaman dan saling mendoakan keselamatan. Udara yang dingin, angin yang cukup kencang, membersamai perpisahan kami. Lima bungkus CK dibawa kawan Ilham pulang. Menjadi obat penenang dan obat memecah rindu.

Selamat Jalan, Kawan!
Semoga segera sehat.

Nganjuk, 21 Mei 2020.
Em Ruddy

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.