Katanya Pesimis: Pemuda Masih Ada

Katanya pemuda sekarang lembek. Kena panas sedikit, sakit. Tapi di sana-sini aku masih banyak melihat muda-mudi bersemangat. Mereka cerdas dan teguh. Mereka kuat kok menyelesaikan banyak problem.

Katanya, pemuda sebagai estafet kepemimpinan bangsa sudah ambrol. Sudah habis dilahap keangkuhannya sendiri. Tapi, di mana-mana aku masih melihat muda-mudi yang menahkodai perkumpulan-perkumpulannya dengan patriotik. Mereka adil dan bijak. Mereka santun dan sabar. Mereka terhormat dan menghormati.

Katanya, pemuda sekarang tak secerdas yang dulu. Mereka kebanyakan makan penyedap. Mengkonsumsi makanan digital membodohkan. Dan menelan pil-pil pembicaraan tidak bermutu di piring bernama media sosial. Tapi, di mana-mana masih terlihat muda-mudi yang cerdas. Mereka yang bersosial dengan baik, cerdas sosial. Mereka yang berniaga dengan bijak, cerdas perekonomian. Mereka pegiat-pegiat budaya, cerdas kebudayaan. Mereka yang jago menghitung rumus, cerdas matematika.

Mereka yang ahli memasak, cerdas memasak. Yah, kenapa cerdas kamu batasi? Kenapa kalau aku menyebut orang jago mancing, kusebut cerdas memancing? Apa itu salah? Tidak, kan!

Sudahlah. Jangan hidup hanya dengan katanya. Toh, kita ini yang dicari nyatanya.

Pejabat berjanji. Itu katanya. Kalo terealisasi, itu nyatanya. Kita janji. Itu katanya. Kalau terbukti, itu nyatanya.

Yah! Selamat Malam Minggu.

Em Ruddy